Sabtu, 21 September 2013

Saat cinta itu datang.

    Terjadi seperti ini. Suatu hari kamu bertemu dengan seseorang yang belum pernah kau jumpai sebelumnya, bahkan dalam benakmu sekalipun. Seseorang yang benar-benar asing dalam hidupmu, namun entah untuk suatu alasan tertetu, kamu merasa orang asing ini benar benar membuatmu merasa lebih nyaman daripada orang orang yang kamu kenal baik sebelumnya. Membuatmu merasa nyaman yang biasanya hanya dirasakan jika kau berada dengan orang yang sudah kau kenal baik bertahun-tahun.
    berlanjut di hari hari selanjutnya, orang ini mulai mengacaukan pagimu dengan menampakkan wajahnya dalam bayang bayang cerah saat kau membuka mata. senyumnya tidak pernah benar benar pergi walau kau tidak berusaha untuk memikirkannya… dan kau mulai bertanya kenapa.

        "kenapa orang ini selalu saja muncul?"
        "kenapa selalu saja dia?"
        "kenapa membayangkan senyumnya saja dapat membuat bibirku ikut tersenyum?"
        "tidak bisakah dia memberikan kesempatan pada orang lain untuk kupikirkan pertama kali di pagiku?"
   
    pertanyaan pertanyaan yang belum terjawab hingga pertemuan berikutnya. apa yang orang ini lakukan hingga bisa membuatmu bertingkah seperti orang yang sedang jatuh cinta... hey, tunggu! apakah mungkin? jatuh cinta secepat itu? tidak. cinta pada pandangan pertama itu hanya ada dalam novel dan film-film romantis. tidak ada yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. yang ada hanya terpesona pada pandangan pertama. dan pesona pada pandangan pertama itu mudah sekali untuk hilang tak berbekas jika tidak bertemu lagi dengan orang itu.
    tidak pada pandangan pertama. orang ini mulai mengusik pikiranmu pada pertemuan selanjutnya setelah pertemuan pertama yang berkesan. Hari selanjutnya kau bertemu dengan orang ini dan mengalami kejadian kejadian sederhana yang membuatmu tidak bisa berhenti tersenyum. seperti misalnya saat melihat dia yang berteriak begitu keras saat menonton film horor bersamamu. saat tertawa bersama dalam perjalanan karena membicarakan hal yang sebenarya tidak ada intinya. senyum yang entah mengapa mudah sekali tergambar di wajahmu ketika ia menyebutkan namamu. melihat dia yang kesulitan untuk masuk rumah karena kalian pulang terlalu larut dan gerbang sudah dikunci hingga ia perlu memanjat pagar untuk masuk ke rumah dan kau akan melakukan apapun untuk dapat membantunya.  kejadian kejadian sederhana yang perlahan terukir menjadi sebuah kenangan, kejadian yang bahkan sesederhana senyum yang mengembang saat pesan singkatnya muncul di layar ponselmu. kejadian yang terus teringat hingga menjelang tidur dan muncul kembali di keesokan paginya.
    di hari-hari selanjutnya, pertanyaan itu muncul kembali. pertanyaan yang hanya hatimu dapat menjawabnya. "apakah aku telah jatuh cinta?" dan kau juga mulai heran, kenapa nampaknya gagasan itu mulai masuk akal?
    kau bukanlah orang yang mudah jatuh cinta. itu yang kau ketahui tentang dirimu, setidaknya setelah bertahun tahun sejak pertama kali kau mengenal kata itu. kau bukan lah tipe orang yang semudah itu rela melaukan banyak hal untuk orang lain tanpa perlu orang itu memintanya. bukan, kau bukanlah tipe orang seperti itu, namun bersamanya, seperti itulah kau menjadi.
    debaran itu mulai jelas terasa setelah lintasan kata cinta yang berkelebat di benakmu. debaran aneh yang biasanya terjadi pada saat dirimu jatuh cinta. dan problema selanjutnya, kau belum yakin.

        "Apa mungkin?"
        "Kenapa harus orang ini?"

    kenapa harus orang ini yang bisa membuatmu tidak lagi peduli pada orang lain prihal perasaan? kenapa orang ini yang bisa membuatmu tidak ingin lagi ada yang lebih baik di antara kekurangan kekurangannya?
    tidakkah aneh, seseorang yang begitu asing beberapa waktu lalu itu dalam waktu singkat menjelma menjadi seseorang yang seolah kau kenal seumur hidupmu. Dan kau mulai menyadari, beginilah cara cinta bekerja. Ia tidak pernah memberi alasan pasti kenapa kau bisa merasakannya. Tidak pernah dengan pasti memberi tahumu kapan rasa itu dimulai. Tidak pernah benar benar memberi alasan padamu kenapa bisa kau merasakannya.
    Apa Karena senyumnya? Apa karena tawanya Apa Karena kebaikannya? atau bahkan karena perhatiannya?
    Tidak, bukan hanya karena itu, Karena kau bisa mendapatkan senyum, tawa, perhatian dan kebaikan dari siapapun.
    Tidak pernah ada alasan pasti kenapa seseorang bisa jatuh cinta. Jadi jika saat itu terjadi, yang perlu kau lakukan hanyalah meyakininya dan hal itu akan menjadi nyata.


                                                                         --A--
   

Jumat, 08 Maret 2013

SILENT SUN (cerbung)

Di sebuah desa kecil yang berada di pinggir hutan, gumpalan kabut pekat membatasi penglihatan.
Seorang gadis kecil berambut pirang, mengenakan gaun putih-biru dengan renda renda di ujung-ujungnya itu berjalan perlahan sambil membawa sebuah lentera yg berpendar memberikan penerangan pada jalan berkabut.
Ya, keadaan memang agak gelap, tetapi sebenarnya langit masih sore. Rumah rumah di desa itu sudah menutup pintunya semua. ini Terlalu sore untuk tidur.
Gadis berambut pirang itu melihat keadaan sekitar. Ia merasakan sensasi aneh di badannya, udara dingin tiba tiba saja menusuk ke setiap tulang di tubuhnya.
Cahaya merah perlahan nampak di depan. Sebuah titik kemerahan yang semakin membesar, mendekat dengan cepat. Ia menghentikan langkahnya. jantungnya berdegup kencang.
"Apa yang kau lakukan disini?" Seorang pria dengan jubah biru tua yg lusuh muncul dari balik kabut, membawa lentera yg bersinar terang.
"Eh," si gadis pirang menjawab pertanyaan pria itu tergagap. Tampaknya pria tersebut adalah seorang petugas keamanan desa, di jubahnya tertempel lencana berbentuk bintang dengan ukiran "P" di tengahnya.
"Aku. Aku tersesat" ujar gadis itu.
"Tersesat?" Tanya sang petugas dengan wajah datar, seolah sudah sering menemui orang yg tersesat. Desa ini adalah desa terpencil yg agak jauh dari desa selanjutnya. "Baiklah, sebaiknya kau ikut aku nak. Ini sudah senja. Kabut sudah turun. Berbahaya berada di luar begini" ajak sang petugas
Mereka berdua beranjak dari tempat itu. Lentera yg masing2 mereka pegang menerangi jalan berkabut itu. Si gadis pirang itu selalu menoleh kekanan dan kiri memperhatikan ke adaan sekitar yg sangatlah sepi.
"Siapa namamu nak?" Tanya petugas yg memecah keheningan di antara mereka berdua.
"Namaku Elsa." Jawab si gadis berambut pirang itu.
"Bagai mana kau bisa sampai di desa ini Elsa?" Petugas itu menoleh ke arah Elsa, wajah ramahnya tampak jelas di terangi cahaya dari lentera yg ia pegang.
"Bukankah sudah kubilang kalau aku tersesat, pak...."
"Jack" potong sang petugas. " Jack Blackwood. Tapi Panggil saja aku Jack" elsa memperhatikan wajah jack. Ia adalah pria berumur 30 tahun, guratan guratan keriput tampak samar di dahinya, rambut hitam pendeknya  lembab, mungkin disebabkan oleh kabut ini. "Kemana tujuan mu sebenarnya Elsa?" Lanjut Jack.
"Aku sedang ingin pergi ke suatu tempat,  tapi di perjalananku kabut muncul, dan aku tersesat ketempat ini"
"Dimanakah tepatnya kau berada saat kabut itu turun?"
"Kalau tidak salah saat aku berada di 'Sedna' Sebuah desa kecil di pinggir danau."
"Hemmm" gumam Jack. "aku tau desa itu, aku pernah kesana mengunjungi kerabatku, tapi desa itu jaraknya sangat jauh, perlu 3 hari penuh jika di tempuh dengan berjalan kaki."
"Jadi kabut ini semacam portal  ternyata, menghubungkan dua tempat yg jauh." ujar Elsa dengan nada datar. Ia menebak nebak apa yg di maksud Jack tentang kabut itu.
"Wow nak, kau percaya begitu saja?" Jack memandang aneh pada Elsa, tapi beberapa detik kemudian wajahnya kembali tersenyum dan melihat kedepan, terlihat samar samar di antara kabut sebuah pondok yg agak terpisah dari rumah lainnya. Sebuah pondok kayu yg terlihat hangat, dari jendela nampak perapian yg menyala dan seorang wanita tua sedang membereskan meja makan.
"Memangnya kau berbohong tadi?" Tanya Elsa.
"Tidak, tentu tidak. Kau bukan yang pertama tersesat di sini karena kabut, nak!  Sudah belasan orang yang aku temui, dan setiap aku menjelaskannya, mereka semua menyebutku gila."
Langkah mereka terhenti di depan pintu kayu polos yg tertutup. Jack mengetuk pintu itu dan beberapa saat kemudian pintu itu terbuka, seorang wanita berwajah ramah muncul, ia mengenakan baju hangatnya. Dan ditangannya ia memegang sebuah gelas berisi coklat panas.
"Kau sudah kembali Jack" ujar wanita itu. Lalu ia mundur beberapa langkah mempersilahkan Jack dan Elsa masuk.
Langit sudah gelap total, cahaya bulan terlihat remang tertutup awan, jalan jalan tertutup kabut, Elsa melihat keluar jendela. Hanya titk titik oranye saja di antara kabut yg terlihat. Itu berasal dari lentera lentera yg tergantung di depan rumah penduduk. Mentari baru saja turun, tetapi kesunyian sangatlah pekat.
"Sangat sunyi" gumam Elsa pada dirinya sendiri.
"Kemarilah Elsa, duduk disini!" Ujar jack yg sedang duduk di bangku dekat perapian.
"Baiklah."
"Elsa, perkenalkan, wanita ini adalah istriku. Namanya Karen"
"Elsa" sahutnya memperkenalkan diri, ia menjulurkan tangannya, dan karen pun menyambut tangannya untuk bersalaman. 
"Apa kau tersesat, nak?" Tanya karen sembari memberikan segelas coklat panas kepada Elsa.
"Umhh... Sepertinya begitu" jawab Elsa yg sudah menerima secangkir coklat panas, uap yg dihasilkan oleh hawa panas dari coklat dan udara dingin di ruangan itu mengepul ke wajah Elsa, ia mengerutkan alisnya saat memandang karen, apakah sudah sangat umum orang tersesat ke tempat ini, batin Elsa. senyum dari wanita ramah itu seperti menghangatkan ruangan yg dingin, jelas saja, salju mulai turun, butiran butiran itu menumpuk di jalanan, memberi pola putih dan coklat yg berselang seling. Karen duduk di bangku dekat perapian, ia menggemgam gelasnya yg hangat untuk mengusir dingin, lalu ia mulai berbicara. "Kau tau, Aku ini sama sepertimu Elsa, aku tersesat karna kabut dan muncul disini.
Elsa tampak heran, ia mendekati karen, duduk di dekat perapian.
"Kabut ini," karen manjutkan ceritanya sembari mendekap semakin ketat baju hangat yg ia pakai sekitar 3 lapis. "Entah bagai mana aku menjelaskannya, kabut ini menyesatkan orang orang yg berjalan di dalamnya. Penduduk di sekitar sini percaya bahwa kabut ini adalah kabut yang muncul oleh kekuatan roh hutan. 
"Kusiapkan kamar untukmu nak," Jack muncul dari balik pintu kayu di sudut ruangan, tampaknya sedari tadi ia membereskan kamar untuk Elsa tidur malam ini.
"Baiklah, sebaiknya percakapannya kita lanjutkan besok saja, kau sebaiknya tidur Elsa."
"Baiklah" jawab Elsa dengan sopan, walau sebenarnya ia sama sekali belum mengantuk, lagi pula matahari baru saja terbenam, dan belum saatnya tidur pikir Elsa.
Sudah sekitar tengah malam sekarang, walau tak ada satupun jam dirumah itu. Tapi kesunyian yg semakin pekat menandakan tengah malam telah tiba.
Senyum tergambar di wajah manis Elsa, sorot matanya berubah menjadi tajam. Memandang kelangit langit pondok itu.
Derap kaki berdentuman saat segerombolan orang orang jubah putih berjalan ke pondok milik Jack. Mereka berhenti tepat di depan pintu kayu yg terlihat kokoh. Kelompok orang berjubah putih itu sekitar 3 orang, jubah mereka memiliki tudung yg menutupi kepala sehingga wajah wajah mereka tertutup. Di tambah gelapnya malam mereka bagai gerombolan hantu yg bergentayangan.
Salah seorang dari gerombolan itu membuka tudungnya. Dia adalah seorang pria, sekitar 20 tahunan. Wajahnya tampan dengan rambut merah sebahu, wajahnya tampak tenang.
"Dia disini." Ujar pria berambut merah itu dengan suara pelan.
"Haruskah kita dobrak saja pintu ini? Dia pasti sudah mengetahui kedatangan kita." Sahut seorang di antara gerombolan itu yg masih menggunakan tudungnya.
Si pria berambut merah mengangguk pelan. Lalu ia mengeluarkan sebuah topeng dari dalam jubahnya, topeng putih yg memiliki dua lubang celah untuk mata. Bentuk topeng itu sangat aneh, karna memiliki garis garis tajam di sisi kirinya. Bagaikan iblis, dan sebelahnya halus bagai malaikat. Dan para anggota berjubah putih yg lain mengikuti, memakai topengnya masing masing.
BRAK!!! Pintu kayu itu di dobrak dan para pria bertopeng itu berhamburan masuk. tapi baru masuk beberapa langkah, mereka terhenti. Karna saat itu Elsa sudah berdiri menanti mereka.
"Akhirnya kalian bisa menemukanku. Heh. Hebat juga kalian." Wajah Elsa memandang ke salah seorang bertopeng dua sisi iblis dan malaikat itu. Matanya manatap angkuh dan terkesan menghina.
"Diam kau naga bodoh, malam ini perjalananmu akan berakhir." Bentak seseorang bertopeng itu dan langsung menerjang ke arah Elsa. Ia mengeluarkan sebuah keris dari dalam jubahnya. Keris itu ber luk 5. Terbuat dari baja hitam. Yg memancarkan aura biru yg menekan. Di hunuskannya keris itu ke arah dada Elsa. Kecepatan tusukan pria bertopeng itu bukan main. Seakan menyayat udara yg di lewatinya, meninggalkan bekas hitam yg pekat. Akan tetapi Elsa dengan tenang hanya memiringkan sedikit badannya untuk menghindari tusukan tersebut. Dan dalam satu hentakan, tangan Elsa memukul siku pria bertopeng trsebut. Ia terhuyung. Tapi dalam sekejam pria bertopeng tersebut memperoleh lagi keseimbangan berdirinya dan siap menerjan Elsa kembail. Namun betapa kagetnya saat ia hendak menebaskan kerisnya itu Elsa sudah melompat kebelakan, ia bagaikan melayang. Badannya mengarah kebawah sedangkan kakinya menapak pada langit langit pondok kecil itu. Elsa mengambil ancang ancang, di julurkan tangan kirinya kedepan dengan dan keluarlah cahaya. Membentuk sebuah gandewa. dan tangan kanannya dalam posisi bagaikan sedang menarik sebuah tali buuusur walau jelas jelas tidak ada tali disana. Dalam kecepatan tinggi, cahaya dari tangan Elsa membentuk sebuah anak panah yg terbuat dari cahanya, dan saat ia mengerakan tangan kanannya, cahaya perak itu melesat ke arah pria bertopeng.
Kecepatan anak panah cahaya itu sanagatlah menakjubkan tapi dengan cekatan pria bertopeng dengan keris ber luk-5 nya itu menebas cahaya yg melesat kearahnya. Saat cahaya perak dan keris hitam itu bertubrukan terjadilah ledakan yg amat dahsyat. Menghancurkan ruang tamu pondok tersebut.
"Sebaiknya kau menyerah Elsa. Teriak pria bertopeng yg keluar dari kepulan asap ledakan yg baru saja terjadi. Tapi kini topengnya sudah terlepas. ia adalah pria berambut merah dengan Keris hitam masih tergenggam erat ditangannya.
"Menyerah? Apa maksudmu dengan kata menyerah itu? Kalahkan aku dulu. Itu juga kalau kau bisa. Dan kalau kau tidak ingat, bahkan kau belum pernah sama sekali melukaiku. Merobek seujung bajuku pun belum. Kau ini sungguh aneh Arial, dan kalian, juga, Asuka, Satria, maju saja bersamaan. " Elsa keluar dari kepulan asap, di tangan kirinya masih menyala, cahaya perak yg membentuk busur panah. Kali ini ukurannya agak kecil. Mata Elsa memandang angkuh ke arah Arial, kemudian melirik 2 orang bertopeng lainnya yg dari tadi hanya menonton, tapi pakaian putih mereka sekarang agak lusuh akibat asap dan puing puing ledakan tadi.
"Majulah kalian bertiga dan coba kalahkan aku." Bentak Elsa dengan nyaring. Dan langsung saja membuat tiga orang berjubah putih itu panas hatinya.
Asuka melepas topengnya, ia adalah seorang wanita cantik bermata tajam. Kemudian disingkap jubahnya, di sabuknya terselip sebuah Pedang yg cukup panjang. Ia mengambil ancang ancang seperti seorang samurai yg hendak mencabut pedang dari sarungnya.
Seorang lagi, Satria, ia tidak mengeluarkan senjata. ia mengambil kuda kuda bertarung. Sebuah kuda kuda dari aliran beladiri pencak silat. Di pergelangan tangannya melilit gelang emas Yg cukup kokoh.
Arial pun mengambil ancang ancang untuk menyerang. Seolah sudah di komandokan, mereka bertiga menyerang bersamaan. Dengan kecepatan tinggi Asuka secepat kilat mencabut pedang dan melesat ke arah Elsa di ikuti Satria dan Arial yg mengarahkan serangnnya ke Elsa.
Di saat terakhir ketika serangan ketiga orang tersebut hampir mengenai Elsa, dari tangannya cahaya perak menyebar keseluruh penjuru ruangan yg telah setengah hancur itu. Cahaya itu sentak saja membuat Arial, Asuka dan Satria terpental dan menubruk tembok.
"Taukah kalian, Ini mulai membosankan." Elsa berjalan menuju ruangan belakang, sebelum ia melalui pintu meninggalkan ruangan itu  Ia menoleh ke arah tiga orang penyerangnya, menatapnya dengan tajam, ketiga orang itu masih tersungkur dan compang camping mencoba untuk berdiri. Namun badan mereka bagai di injak sekumpulan gajah, sangat sulit untuk menggerakkan badan, mungkin kalau orang biasa, mereka sudah mati terkena serangan dari Elsa barusan. Tapi ketiga orang ini adalah orang orang yg kuat, mereka masih tetap sadarkan diri walau mengalami luka yg cukup parah.
"Jack? Karen? Keluarlah, sekarang sudah aman." Dengan gemetar Jack dan karen keluar dari balik pintu belakang. Mereka sedari tadi bersembunyi disana atas permintaan Elsa, awalnya Jack sangat heran dan tidak percaya saat Elsa memberi tau mereka ada orang orang yg akan datang dan berusaha membunuhnya, tentu saja Jack yg memang memiliki sifat baik tidak menerima begitu saja saat tau seorang gadis kecil akan di bunuh, di rumahnya dan dia hanya bersembunyi. Tapi saat Elsa menunjukan sedikit kemampuannya, dengan mengeluarkan bola cahaya dari tangannya, Jack langsung tertegun, antara kagum dan takut, kemudian ia dan karen bersembunyi di dapur yg agak jauh kebelakan dari ruang tamu.
"Mereka. kenapa mereka bisa disini?" Tanya Karen heran, tampak kalau Karen mengetahui orang orang berjubah putih tersebut. "Mengapa mereka ingin membunuhmu?"
Elsa terdiam sejenak, ia memandang sepasang suami istri tersebut dengan tatapan iba. Karen menarik tangan Jack mundur selangkah menjauh dari Elsa,  Elsa menghela nafasnya,
"Maaf, sepertinya tak ada yang perlu aku ceritakan pada kalian, dan maaf soal rumahmu." Elsa memasukan tangannya kedalam saku, ia mengeluarkan segenggam koin emas dan di berikannya kepada Jack,
"Ini untuk biaya perbaikan, dan soal mereka, tolong kau rawat lukanya, mereka bukan orang jahat.”
Selesai berbicara, tanpa menunggu jawaban atau pertanyaan pertanyaan lain dari Jack maupun sulastri, Elsa beranjak pergi meninggalkan pondok itu, berjalan di antara kabut pekat di tengah malam. Ia mengucapkan semacam mantra dalam bahasa yang aneh Dan kemudian muncul seberkas cahaya dari tangan Elsa. perlahan cahaya itu membentuk suatu benda, cahaya itu berubah menjadi lentera yg bersinar terang di antara kabut.
Dari dalam rumah Jack cahaya yg bersinar dari lentera Elsa semakin lama semakijn menjauh, mengecil, kemudian hilang di telan kabut.
Sepertinya aku mengenal anak itu. Ujar karen dalam hati.

****

Ketika sinar matahari telah membayangkan fajar menggantikan malam sehingga embun yang bergulunggulung tak tampak sehitam tadi, kini agak keputih-putihan dan dapat ditembus pandangan mata, sungguhpun matahari sendiri masih bersembunyi tempat duduknya dan menuruni bukit dari sebelah sana yang menuju ke jalan, Cahaya hangatnya mengusir kabut pekat yg semalam suntuk menyelimuti desa pinggir hutan itu. Warga  mulai keluar dari rumah mereka masing masing. cemas menghiasi raut wajah mereka. Sesungguhnya tidak sedikit dari mereka yg mendengar ribut-ribut tadi malam, tapi tidak satupun dari mereka berani keluar.
Desa ini memang cukup aneh. Tidak sedikit kejadian kejadian yg tidak masuk akal terjadi di desa ini, keributan tadi malam, suara suara ledakan dari rumah Jack blackwood dan sulastri atau karen membuat mereka sangat takut. Bahkan hanya untuk mengintippun mereka tidak berani.
Di rumah Jack sendiri yg keadaannya sudah setengah hancur. Arial, Asuka dan Satria sedang terbaring Di ruang tamu yg sudah sedikit di bereskan. Karen mengobati luka luka ketiga orang itu sesuai permintaan Elsa.
Serangan dari Elsa tadi malam sungguh memiliki kekuatan yg dahsyat. Terlihat dari kerusakan yg di timbulkan. Kayu-kayu pondok hancur lebur bagai di terjang badai.
Darah mengalir saat karen mencabut serpihan kayu yg menancap pada lengan Arial,
"Lukanya cukup parah" ujar karen.
Wajah arial tampak pucat luka akibat serangan Elsa memang tidak mengenai bagian vital, namun cukup untuk membuatnya pingsan selama dua minggu. Walau begitu, arial berada di tangan yang tepat. Karen adalah tabib desa. Kemampuannya dalam mengobati cukup hebat. Tanaman obat yang ia miliki di kebunnya pun cukup lengkap.
Sepuluh hari kemudian mereka bertiga pulih.
"Terimakasih, atas bantuanmu, Tuan blackwood. Kami pamit pergi." Arial menjabat tangan Jack, lalu menundukan sedikit badan pada Karen.
Satria dan asuka membungkukan badan tanda terimakasih. Lalu berbalik pergi.
"Tunggu!" Panggil Jack. Ia memegang kantung emas yang di berikan Elsa malam itu, ia sama sekali tidak mengambil satu koinpun dari kantung itu. "Aku tahu kalian tidak berteman dengan Elsa, namun, maukah kalian mengembalikan ini?"
Arial menaikan alis, menatap kantung emas itu. Lalu bertanya dengan nada heran. "Elsa memberikan itu pada kalian?"
Jack mengangguk pelan. "Ya, dia bilang untuk menganti kerusakan. tapi..."
"Kalau begitu, uang itu milikmu." Sela arial. "Kurasa Elsa juga tidak membutuhkannya."
Dalam satu sentakan, arial berbalik dan melompat secepat angin. Sekejap saja Tiga orang itu sudah lenyap dari pandangan Jack dan karen.
"Siapa sebenarnya mereka?" Gumam Jack. Entah pada siapa pertanyaan itu dilontarkan, karena ia tidak yakin ada yang bisa menjawabnya.

*****

Seperti yang dikatakan legenda, semua penyihir dan naga memiliki hubungan yang erat semenjak mereka lahir. Setiap satu penyihir lahir, naga pun menetas dari telurnya.
kisah ini berawal dari seorang anak perempuan yang lahir di bawah naungan bintang naga. Seorang anak keturunan raja yang bijak sana.
Nama putri tersebut adalah Selena Lightwood. Selena adalah seorang gadis yang periang, kuat, dan gigih. Dia juga memiliki bakat sihir yang luar biasa. Namun sayangnya sihir dilarang di kerjaaan itu, kakek buyut selena adalah seorang yang membenci sihir. Ia membuat peraturan bahwa sihir adalah ilegal di kerajaannya. Ether. Kerjaan di mana kesatria tanpa sihir terhebat di dunia berkumpul. Namun tidak dengan ayah selena, Raja Reinhart, ia adalah orang yang bersikap netral, selama sihir itu tidak digunakan untuk berbuat jahat, ia tidak mempermasalahkannya. Walaupun begitu, King Reinhart tidak bisa mengubah peraturan yang sudah ada dan  maka dari itu. King Reinhart memita Selena menyembunyikan bakat sihirnya dari dunia. Hanya beberapa orang kepercayaannya saja yang mengetahuinya.
Tapi serapat apapun menyembunyikannya, pasangan jiwa selena pasti mengetahuinya. Seekor naga. Naga yang lahir bersamaan dengan seorang penyihir.
Selena membutuhkan guru, ia harus menemui naganya, kalau tidak naganya akan menjadi liar. Raja sadar itu. Ia memerintahkan seorang pengawalnya---kesatria terbaik. Untuk menemani selena keluar kerajaan. Menemui seorang penyihir terkenal, untuk menjadi gurunya.
"Selamat tinggal ayah."
"Aku akan merindukanmu, selena."
"Saat aku kembali, aku akan menjadi penyihir yang hebat ayah."
"Tentu saja anakku. Kau memang penyihir yang hebat." Raja menoleh pada Arial. "Kau harus menjaga anakku."
"Aku akan menjaganya dengan nyawaku, yangmulia."

Mereka pergi diam diam tengah malam. Agar tidak ada yang mengetahuinya.
"Hei, arial, kurasa aku akan memakai nama samaran."
"Nama samaran?"
"Benar, aku kan sedang dalam penyamaran, aku butuh nama samaran juga, bukan."
"Itu benar, tuan putri."
"Pertama" Elsa mengankat telunjuknya di depan wajah arial. "Jangan panggil aku tuan putri. Aku memikirkan sebuah nama. Mungkin Elsa. Baguskan."
"Itu bagus tuan pu--- maksudku Elsa."
Arial adalah seorang kesatria yang menjaga Selena sejak kecil. Walau usianya masih muda, kemampuan arial sangatlah hebat, ia mendapatkan kemenangan pertamanya dalam turnamen kesatria di usia 16 tahun. Karena rambutnya yang berwarna merah, ia mendapat julukan Scarlet knight. mirip dengan julukan yang dimiliki kesatria penaluk naga legendaris di masa peperangan antara naga dan manusia dahulu.
Arial ingat ayahnya,  Hendrik, seorang petani sederhana dari desa kecil yang mengajarinya untuk menjadi pria yang rendah hati. Namun buah tidak selalu jatuh dekat dari pohonnya. Buah bisa terbawa oleh alam, angin, hewan hingga menjauh dari pohonnya.. Dan pergaulan arial dengan ksatria ksatria istana membuatnya  berekat menjadi kesatria hebat di masa depan.
"Kau tahu arial," Selena memulai pembicaraan saat mereka menatap api unggun.
"Apa?"
"Aku bisa membuat api ini bertambah besar dengan kekuatan sihirku." Selena tersenyum penuh maksud.
Arial mengibaskan kedua tangannya dengan cepat. "Wo, wo, wo... Tunggu dulu. Bukankah kita sudah sepakat kalau kau tidak akan menggunakan kekuatanmu sampai kita mendapatkan guru untuk mengendalikannya?"
"Tapi kan?"
"Aku tidak mau berdebat untuk yang satu ini."
Selena mendengus. “Kau mulai terdengar seperti ayahku.”
Setelah beberapa jam tidur, mereka berdua melanjutkan perjalanan higga sampai di kota pertama. Bukan kota besar jika dibandingkan dengan kota raja, namun  kota ini memiliki segala kebutuhan yang diperlukan untuk melakuan perjalanan jauh.
Arial menggengam kantong penuh uang yang diberikan raja sebelum mereka berangkat kemarin. Mereka tidak bisa membawa perbekalan dari istana karena itu akan sangat mecurigakan. Jadi raja memberi mereka uang, lebih praktis untuk dibawa, dan mereka bisa membeli keperluannya di jalan, seperti saat ini.
Seorang berwajah ceria dengan hidung paruh mendekati mereka membawa selebaran. "Selamat datang di kota Orca. Petualang, apa kalian mencari penginapan? Datanglah ke penginapan kami di ujung jalan sana."
"tidak, terimakasih." Sahut arial cepat, namun selena mengambil selebaran yang diberikan pria berhidung paruh tersebut.
"Apa kita akan menginap?" Bisik selena saat mereka sudah agak jauh dari orang tadi.
"Kurasa tidak. Kita di sini hanya untuk membeli keperluan, dan mencari kuda. setelah itu kita berangkat lagi." Arial menatap ekspresi kecewa di wajah selena, ia tahu selena kelelahan. Dan kota ini sepertinya sudah menarik perhatian Elsa. Mereka melihat beberapa penyihir berjalan bebas di sana-sini dengan kebanggaan di dada mereka. Tapi kota ini terlalu berbahaya untuk Elsa, kalau ada orang yang mengenali mereka, selena akan berada dalam masalah. Dan masalah bagi Selena adalah hal terakhir yang ia inginkan.
Pakai tudungmu. Kita akan beristirahat di kota selanjutnya."
"Tapi aku suka kota ini" gumam Elsa.
"Kota selanjutnya adalah Flowshire, kota yang dipenuhi bunga, kau akan lebih suka beristirahat disana."
Kevin menepuk pendak selena dan memberikannya senyum yang menenangkan. Dan sepertinya senyum Arial itu sudah langsung membuat rasa kecewa Selena menguap.
"Baiklah."

Senin, 25 Februari 2013

FAIRY TALE


Halo halo… akhirnya setelah sekian lama, ada juga kesempatan buat gue update blog ini.
Kalian pasti tahukan, novel atau film “perahu kertas.” Karangan dewi ‘dee’ lestari?
Di cerita itu, si peran utama “Kugy”, seorang cewek manis yang memiliki kebiasaan melarungkan curhatannya kepada neptunus lewat perahu kertas. Nah, si kugy juga punya hoby, yaitu menulis dongeng… jaman sekarang, kayaknya orangudah jarang kan yang suka nulis dongeng anak anak. Kebanyakan lebih suka menulis novel romance, horor, mistery dan yang lainnya.
Dari situ hati gue tergerak. gue pengen banget nyumbangin sebuah dongen buatan gue sendiri. Siapa tahu bisa kalian bacain untuk adik atau anak kalian menjelang tidur Dan mengajarkan pesan moral di dalamnya.
Enjoy…

Beauty
Pada suatu hari, di sebuah desa kecil di pinggir hutan, hiduplah sepasang suami-istri tua yang sangat menginginkan anak. Sudah 10 tahun mereka menikah namun tidak juga memiliki anak. Mereka memikirkan bagaiman amereka meiliki anak. Akhirnya, setelah diskusi yang panjang, di sore hari yang mendung mereka berdua datang ke seorang dukun -- nenek sihir yang terkenal sangat sakti di daerahnya.
Pada awalnya nenek sihir membantu mereka dengan baik, namun penyihir wanita itu begitu terobsesi dengan kecantikan, ia membutuhkan tumbal seorang bayi agar wajahnya menjadi cantik. Niat jahatpun muncul… dan hilang begitu saja saat suami istri tersebut memberi banyak uang kepada nenek sihir.
“nek, kalo mau cantik mending pake make up, deh. Pake bayi mah udah ketinggalan jaman.” ujar sang istri kepada nenek sihir, lalu diberikannya uang.
si penyihir itupun pergi ke kota untuk membeli make up dengan uang yang diberikan. Namun ternyata make up belum cukup untuk membuatnya menjadi cantik. Niat jahat untuk mengambil bayi itu muncul kembali.
“jangan ambil anak saya!” bentak Jack, sang suami saat nenek sihir ingin mengambil anak mereka. pertarungan hebat HAMPIR saja terjadi, namun sang istri yang berhati lembut menyarankan nenek seihir untuk operasi plastik di korea saja. Si nenek setuju berangkat ke korea dan operasi plastik. Sekembalinya dari korea, si nenek sihir sudah menjelma menjadi wanita cantik. bahkan Karna kecantikannya, nenek sihir itu direkrut menjadi anggota SNSD. Nenek sihir senang dan bayi dari pasangan suami-istri tersebut selamat.
Mereka hidup bahagia selamanya
-The end-


Pesan moral yang dapat diambil dari cerita di atas adalah………… umhhh… pesan moralnya…. *mikir*…. gitu deh… kalian kalo mau cantik instant mendingan ke korea, operasi plastik…
Sekian postingan dari saya, SALAM NEPTUNUS!!! d(*_*)b

ps: semoga adik atau anak kalian tidak bermimpi buruk setelah dibacakan dongeng ini.

Kamis, 10 Januari 2013

Postingan ganjelan

*memasuki blog diam-diam* *bersihin sarang laba-laba*
Nah, dari pada gak ada postingan apa-apa. Postingan kali ini gue mau share lagu yang dah dua hari ini gue puter seharian dan gak bosen… original soundtracknya ruronin kenshin (live action movie)
Judulnya “The Beginning” dan band yang menyanyikannya adalah “One OK Rock”
Jujur gue belum pernah tau band ini sebelumnya. Tapi setelah denger lagu “The Beginning.” Gue mendadak jadi fansnya.
Vokalis One Ok Rock ini punya suara yang keren. Lyric Lagunya juga di bawain dalam bahasa inggris. Walau ada beberapa kalimat dalam bahasa jepang juga. (but fine. I love japan after all)
Membangkitkan semangat”  itulah kata yang melintas di otak gue setelah mendengar lagunya.

Di bawah ini gue bakal share lyric dan link videonya. Enjoy guys.


Just give me a reason
To keep my heart beating
Don’t worry it’s safe right here in my arms
As the world falls apart around us
All we can do is hold on, hold on

Take my hand
And bring me back

I risk everything if it’s for you
I whisper into the night
Telling me it’s not my time and don’t give up
I’ve never stood up before this time
Demo yuzurenai mono itta kono te wo hanasanai

So stand up, stand up (Just gotta keep on running)
Wake up, wake up (Just tell me how I can)
Never give up
Kuru wa shimi hodo setsunai

Just tell me why baby
They might call me crazy
For saying I’d fight until there is no more
Fureri wo fukunda senkougankou wa kankakiteki shoudou
Blinded, I can’t see the end
So where do I begin?

Say another word, I can't hear you
The silence between us
Nanimo nai you ni utsuteru dake
I take this chance that I make you mine
Tada kakusenai mono kattate yori misekakete

So stand up, stand up (Just gotta keep on running)
Wake up, wake up (Just tell me how I can)
Never give up
Kanashimi to setsunasa

Just give me a reason
To keep my heart beating
Don’t worry it’s safe right here in my arms
Kudaketenaide saite jita kono omoi wa
So blinded I can’t see the end

Look how far we made it
The pain i can’t escape it
Kono mamajya mada owarase koto wa dekinai deshou
Nando kutabarisou demo kuchi hateyou tomo owariwanaisa
So where do I begin?

Nigirishimeta ushinawanu youni to
Te wo hirogereba koboreochisou de
Ushinau mono nado nakatta hibino dasei wo suteteĆ¢€¦kimi wo

Just tell me why baby
They might call me crazy
For saying I’d fight until there is no more
Fureri ukanda senkougankou wa kangakiteki shoudou
Blinded, I can’t see the end

Look how far we made it
The pain i can’t escape it
Kono mamajya mada owaraseru koto wa dekinai deshou
Nando kutabarisou demo kuchi hateyou tomo owariwanaisa
It finally begins... 



Senin, 24 Desember 2012

gambar iseng-iseng



tangannya cacat, but fine.












Mencoba untuk menggambar diri sendiri. tapi entah kenapa ini terlihat seperti poster buronan.